Reksa Dana Sebagai Alternatif dalam Berinvestasi

Reksa Dana Sebagai Alternatif dalam Berinvestasi.

Di era saat ini, investasi muncul sebagai suatu hal yang cukup populer di telinga khalayak lintas generasi. Bagi para investor , kemunculan konten-konten yang membahas tentang jenis-jenis investasi di sosial media membuka mata mereka, bahwa investasi menjadi salah satu bagian dari pengelolaan atau perencanaan keuangan jangka panjang.

Investasi adalah aktivitas menempatkan sejumlah modal (uang atau aset berharga lainnya) ke dalam suatu benda, lembaga, atau pihak dengan harapan setelah kurun waktu tertentu akan mendapatkan keuntungan. Saat ini, bentuk investasi sudah sangat beragam dan tidak hanya terbatas pada saham dan deposito. Contoh lainnya antara lain seperti obligasi, asuransi, reksadana, tanah, emas, hingga crypto.

Tujuan atau manfaat investasi sangat banyak. Pertama, bisa untuk meraih kebebasan finansial. Kedua, untuk melindungi aset dari kemungkinan inflasi. Ketiga, meningkatkan aset atau kekayaan. Maksudnya adalah seseorang bisa mendapatkan keuntungan lebih yang mampu meningkatkan aset atau kekayaannya.

Jenis-jenis Investasi

1.       Berdasarkan Aset

Berdasarkan bentuknya, jenis investasi dibagi menjadi 2 macam, yakni: investasi aktiva riil dan investasi aktiva finansial.

a.    Investasi Aktiva Riil

Investasi aktiva riil merupakan aktivitas investasi yang dilakukan dengan aset investasi yang terlihat atau tidak terlihat, misalnya tanah, properti, dan logam mulia (emas).

 

b.    Investasi Aktiva Finansial

Investasi aktiva finansial adalah aktivitas investasi dengan aset investasi dalam bentuk sekuritas, misalnya saham, reksa dana, obligasi dan deposito.

2.     Berdasarkan Jangka Waktu

Berdasarkan waktunya, jenis investasi terbagi menjadi tiga macam, yaitu: jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.  

a.    Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek adalah istilah investasi untuk jangka waktu singkat, yakni kurang dari satu tahun. Investasi ini rasanya akan lebih mudah dilakukan untuk kamu seorang mahasiswa dan juga pemula. Karena biasanya tujuannya adalah untuk liburan, membeli gadget baru maupun sebagai dana darurat.

b.    Investasi Jangka Menengah

Investasi jangka menengah adalah istilah investasi untuk jangka waktu satu tahun hingga lima tahun. Tujuan investasi jenis ini umumnya adalah untuk stage hidup yang lebih panjang. Beberapa contohnya adalah untuk menyiapkan biaya pendidikan, mempersiapkan DP rumah, dan lainnya.

c.    Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang adalah istilah investasi untuk jangka waktu lebih dari lima tahun. Jenis investasi ini biasa dipilih untuk tujuan keuangan masa depan, seperti membeli rumah, dana pensiun maupun biaya pendidikan anak.

Mengenal Lebih Dalam Beberapa Jenis Investasi!

a. Investasi Emas

Investasi emas adalah bentuk investasi termudah yang paling klasik. Investasi emas ini juga dapat berupa fisik (berupa logam mulia, perhiasan, dan emas batangan) serta digital (voucher emas/emas digital) yang sudah lumrah kita temui sekarang.

b. Investasi Saham

Investasi saham juga merupakan jenis investasi yang cukup lama bertahan di pasaran. Saham adalah tanda kepemilikan dalam suatu perusahaan. Jika kamu tertarik untuk bermain saham, maka kamu memerlukan kemampuan analisa ketepatan untuk penempatan modal investasi.

c. Investasi Reksa Dana

Investasi reksa dana akhir-akhir ini juga semakin dilirik untuk menjadi salah satu pilihan investasi generasi muda. Investasi ini diartikan sebagai wadah yang digunakan untuk menghimpun dana-dana bersama para pemodal untuk diinvestasikan dalam portofolio manajer investasi.

d. Investasi Deposito

Investasi deposito sampai saat ini juga masih menjadi pilihan beberapa kalangan untuk menanamkan modalnya. Deposito biasanya dipilih jika kamu ingin menyimpan uang dalam jangka waktu cukup panjang dimulai dari 3 sampai dengan 12 bulan. Jenis Deposito yang memungkinkan untuk dipilih antara lain: deposito berjangka, sertifikat deposito, dan deposito on call.

e. Investasi Properti

Investasi properti adalah salah satu jenis investasi berbentuk fisik. Secara umum, Investasi ini dinilai bisa sangat menguntungkan, karena harganya meningkat setiap tahun. Contoh investasi properti adalah membeli tanah atau membeli rumah yang kemudian bisa dijual atau disewakan. Namun, jenis investasi ini membutuhkan dana yang relatif besar, oleh sebabnya pemain investasi ini umumnya adalah mereka yang sudah mapan secara finansial.

 

f. Investasi Cryptocurrency

Terakhir, investasi yang sedang naik daun akhir-akhir ini adalah investasi Cryptocurrency atau mata uang kripto. Cryptocurrency tidak memiliki nilai wajar yang jelas, sehingga cara termudah untuk melakukannya adalah dengan membeli coin atau token. Cara menilai coin tersebut baik atau tidak adalah dengan aspek digunakan oleh banyak orang saat ini dan memiliki potensi yang lebih massive di masa depan. Namun, karena nilai wajar yang belum jelas inilah yang menjadikan investasi ini masih dinilai terlalu berbahaya dan tidak aman.

Reksa Dana sebagai Alternatif Investasi.

Umumnya, Reksa Dana diartikan sebagai Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

 

 

 

Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, Pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan Ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi.

 

Dengan demikian, dana yang ada dalam Reksa Dana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.

 

Keuntungan dan Risiko

 

Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi dalam Reksa Dana, antara lain:

  1. Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan diversifikasi investasi dalam Efek, sehingga dapat memperkecil risiko. Sebagai contoh, seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar. Dengan Reksa Dana, maka akan terkumpul dana dalam jumlah yang besar sehingga akan memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham, obligasi.
  2. Reksa Dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal. Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan yang mudah, namun memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut.
  3. Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada Reksa Dana dimana dana tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional, maka pemodal tidak perlu repot-repot untuk memantau kinerja investasinya karena hal tersebut telah dialihkan kepada manajer investasi tersebut.

 

Seperti halnya wahana investasi lainnya, disamping mendatangkan berbagai peluang keuntungan, Reksa Dana pun mengandung berbagai peluang risiko, antara lain:

 

  1. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan

Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari Efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portfolio Reksa Dana tersebut.

  1. Risiko Likuiditas

Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer Investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.

  1. Risiko Wanprestasi

Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.

 

Dilihat dari portfolio investasinya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi:

 

 

  1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds)

 

Reksa Dana jenis ini hanya melakukan investasi pada Efek bersifat Utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.

 

  1. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)

 

Reksa Dana jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Utang. Reksa Dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari Reksa Dana Pasar Uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.

 

  1. Reksa Dana Saham (Equity Funds)

 

Reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis Reksa Dana sebelumnya namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.

 

  1. Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds)

 

Reksa Dana jenis ini melakukan investasi dalam Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang.

 

 

 


 

Attachment :

Share this post